Metrotvnews.com, Jakarta: Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Nasir Djamil menjelaskan, Hidayat Nur Wahid dipilih menjadi calon gubernur DKI Jakarta penuh pertimbangan. Termasuk batalnya rencana PKS mengusung Tri Wicaksana (Bang Sani) mendampingi calon gubernur Fauzi Bowo alias Foke.
"Perhitungan dalam pilkada bagaimana memenangkan pertarungan. Kalau muridnya kurang mampu, gurunya turun tangan," kata Nasir soal batalnya Tri Wicaksana bertarung dalam pilkada DKI Jakarta. Nasir menyampaikan itu di DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (20/3).
Foke maju dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta, 11 Juli nanti, bersama Nachrowi Ramli, politikus Partai Demokrat. Semula, Foke digadang-gadang bisa berduet dengan Bang Sani. Akhirnya PKS memilih Hidayat dan Didik J Rachbini.
Menurut Nasir, DPP PKS sudah mempertimbangkan semua hal. Hidayat, kata Nasir, dianggap mewakili mayoritas suara di Jakarta, populer dan punya rekam jejak baik. Apalagi, kandidat lain cukup kuat, seperti Foke-Nachrowi, Alex Noerdin-Nono Sasmpono dan Joko Widodo-Ahok.
"Hidayat kan senior. Ini untuk mengimbangi Foke, Jokowi dan Alex. Paling tidak ada empat calon. Dengan mesin yang solid, Hidayat insya Allah akan memenangi pilkada," kata Nasir.
Terkait Didik sendiri, Nasir menjelaskan komunikasi PKS dengan kader Partai Amanat Nasional itu bukan terjadi tiba-tiba. Komunikasi telah terjalin lama. Bukan pernikahan tiba-tiba, bukan pula mengambil kader lain.
"Itu hal yang biasa dan bukan hal yang luar biasa. Itu insya Allah tidak akan menimbulkan kegaduhan," kata Wakil Ketua Komisi III DPR itu. Menurut Nasir, PKS optimistis pengalaman di Jawa Barat akan terjadi di Jakarta. "Kalangan pasar pasti melihat Pak Didik sebagai ekonom," kata dia.(Andhini)
Lets Talk About Hosting
3 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar